BLOG BUDAK MENTAH

Monday, November 1, 2010

Perasaan . . .

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda  abstrak:


Ada CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan  sebagainya. Awalnya mereka hidup berdampingan dengan  baik dan saling melengkapi.


Namun suatu ketika, datang  badai menghempas pulau kecil itu dan air  laut tiba-tiba naik semakin  tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua  penghuni pulau  cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.


CINTA sangat  kebingungan  sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri  di tepi pantai mencuba mencari pertolongan.


Sementara itu  air makin naik  membasahi kaki CINTA. Tak lama CINTA melihat KEKAYAAN  sedang mengayuh  perahu. "KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong aku!" teriak  CINTA. Lalu apa jawab  KEKAYAAN, "Aduh! Maaf, CINTA!" kata KEKAYAAN.  "Perahuku telah penuh dengan harta  bendaku".


"Aku tak dapat  membawamu serta, nanti perahu ini  tenggelam. Lagi pun tak ada tempat  lagi bagimu di perahuku ini." Lalu KEKAYAAN  cepat-cepat mengayuh  perahunya pergi meninggalkan CINTA tenggelam.


CINTA  sedih  sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya.  "KEGEMBIRAAN! Tolong aku!", teriak CINTA. Namun apa yang terjadi, KEGEMBIRAAN  terlalu gembira kerana ia menemukan perahu sehingga ia tuli tidak  mendengar  teriakan CINTA. Air makin tinggi membasahi CINTA sampai  ke pinggang dan CINTA  semakin panik. Tak lama lewatlah KECANTIKAN.


"KECANTIKAN!  Bawalah aku  bersamamu!", teriak CINTA. Lalu apa jawab KECANTIKAN,  "Wah, CINTA, kamu basah  dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah  ini." sahut KECANTIKANCINTA sedih sekali mendengarnya. CINTA mulai menangis  teresak-esak.  Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan aku.


Saat  itu lewatlah KESEDIHAN. Lalu CINTA memelas, "Oh, KESEDIHAN, bawalah  aku  bersamamu", kata CINTA. Lalu apa kata KESEDIHAN, "Maaf, CINTA.  Aku sedang sedih  dan aku ingin sendirian saja...", kata KESEDIHAN  sambil terus mengayuh  perahunya. CINTA putus asa. Ia merasakan  air makin naik dan akan  menenggelamkannya. CINTA terus berharap  kalau dirinya dapat diselamatkan. Lalu ia  berdoa kepada Tuhannya,  oh Tuhan tolonglah aku, apa jadinya dunia tanpa aku,  tanpa CINTA?


Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "CINTA!  Mari cepat naik ke perahuku!" CINTA menoleh ke arah suara itu  dan melihat  seorang tua reyot berjanggut putih panjang sedang mengayuh  perahunya. Lalu  Cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu, tepat sebelum  air  menenggelamkannya. Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu  menurunkan CINTA dan  segera pergi lagi.


Pada saat itu barulah  CINTA sedar, bahawa ia sama  sekali tidak mengetahui siapa orang  tua yang baik hati menyelamatkannya itu. CINTA segera menanyakannya  kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa  sebenarnya orang  tua itu."Oh, orang tua tadi? Dia adalah "WAKTU", kata orang  itu.


Lalu  CINTA bertanya "Tapi, mengapa ia menyelamatkan ku? Aku tak  mengenalinya.  Bahkan teman-teman yang mengenal ku pun enggan menolongku", tanya  CINTA hairan.



"Sebab",kata orang itu, "hanya WAKTU lah yang  tahu berapa  nilainya harga sebuah CINTA itu......

Thank You For Reading. Please Be My Follower =)

No comments:

Post a Comment